“ya udah sihh-__-“. Dengan nada nyolot dan muka nyolot
:p.
Waktu terus
berjalan walau tak harus di perintahkan *bahasanya-_-* dan tak bisa di
hentikan. Sudah pukul 14.00 sofi masih berdiri dengan sempoyongan, para murid mos pun satu per satu keluar dari
kelas untuk beranjak pulang.
Dalam hati sofi “sumpah gue udah gak kuat lagi berdiri
kaya gini”.
Menjatuhkan air keringat “kak oxa, tolongin aku! Aku udah gak kuat berdiri kaya gini!”.
*gak-gak, gak kuat :p* masih berbicara dalam hati.
Di lapangan oxa mencari-cari sofi , dengan raut muka
binggung mau cari kemana.
“aduhhhh, sih bebek kemana lagi, udah jam pulang kok
dia belom keluar juga ?”. melihat ke sekelilingnya.
“apa gue samperin aja ya ke ruangan dia mos!”.
Mengerutkan kening
Dimas yang sedang membereskan kertas tentang absen
peseta mos, akhirnya menuju ke arah pintu kelas, dan berhenti di depan sofi.
“hukuman lo dikit lagi selesai, dan gue harap besok lo
jangan ngulangin lagi!”.
Sofi yang tidak menjawab,hanya memberi raut muka yang
pucat. Baru ingin melangkah, tiba-tiba sofi pingsan.
“hehhh, hehhh! Jangan bercanda dehhh!”. Menepuk pipi
sofi dengan pelan.
Dari kejauhan seorang cowo, menghampiri mereka dengan
berlari
“sofi…”. Mendorong dimas untuk melepaskan sofi
“apaa yang udah lo lakuin sama sofi, sampe dia pingsan
?”. dengan suara panic
Dimas hanya diam dan akhirnya berbicara “dia itu Cuma
bercanda xa!! Jadi gue harap lo jangan ketipu, sama cewe kaya gini!”.
Tampa menjawab penjelasan dari dimas, oxa pun langsung
berlari menuju ke ruang UKS, yang hanya beberapa meter dari tempat tadi.
“sof… bangun sof!!! Gue mohon”. Mengolesin minyak kayu
putih di hidung sofi.
“dimas!!”. Langsung bergerak menuju dimas dan
meninggalkan sofi sendirian di UKS.
Dimas yang sedang menstarter motornya, tiba-tiba
mendapatkan sebuah gumpalan jari tangan oxa dengan kencang.
“apaa-apaan sih lo!!”. Memegang pipinya yang abis di
tonjok.
“lo yang apa-apaan! Lo apain sofi sampai dia pingsan
?”.
“gue Cuma hukum dia kok!”. Menjawab dengan santai
“lo hukum apa dia!”. Suara emosi
“gue Cuma suruh dia, berdiri satu kaki trus pegang
telinga pake jari kelingking, itu aja kok. Dia aja yang lemah!.” Mengalihkan
pandangan
“sumpah lo itu manusia macam apa ?!!! dia itu cewe,
bukan patung yang lo bisa suruh berdiri sampe kapan pun dan gak akan pernah
lelah!”. Memberi satu tinjuan lagi di pipi dimas.
“sampai kapan lo berhenti untuk nyakitin seorang cewe!
Hahhh….!”. dimas hanya diam terpaku.
Setelah itu oxa meninggalkan dimas dan menuju kembali
ke UKS untuk melihat keadaan sofi. Sofi yang sudah mulai sadar
“gue ada di mana? Ahhh.., kok tiba-tiba ada di UKS?”.
Memegang kening, karena masih merasa pusing. Tiba-tiba pintu uks kebuka, karena
di dorong oleh oxa.
“sof… kamu udah bangun”. Berlari ke arah sofi, dan
raut muka yang cemas.
“kak oxa, aku gak apa-apa kok :p cuman pengel aja trus
laper”. Tersenyum lepas ke arah oxa.
“kamu tuh”. Mengelus kepala sofi, seperti biasanya.
Pintu UKS terbuka lagi, karena ada seorang gadis yang
masuk.
“oxa…. , tadi aku denger dari temen-temen kamu
berantem sama dimas”. Raut muka cemas.
“ahhh kakak tadi berantem sama dimas ?”. mengalihkan
pandangan dari rissa ke oxa.
“ahhh gak kok, mungkin temen-temen salah liat kali,
buktinya aku gak kenapa-kenapa kan”.
Baru sofi ingin menjawab tiba-tiba terbalap oleh rissa
“bagus deh kalo gitu *senyum* aku kwahtir banget pas denger kaya gitu”.
“aku gak apa-apa kok ris”. Membalas senyuman rissa
untuk meyakinkan rissa yang sedang kwahtir dengan keadaannya.
No comments:
Post a Comment